Berbicara pengelolaan sampah di negara kita, dapat dikatakan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih sangat lemah. Sampah-sampah rumah tangga dan bisnis masih belum secara merata dan disiplin dipisahkan berdasarkan tipenya. Hampir setiap kota atau daerah juga mengalami kesulitan dalam menyiapkan tempat penampungan sampah. Sedangkan untuk fasilitas pengolahan sampah, bisa dibilang sangat sulit untuk dapat ditemukan. Di sisi lain, masih sangat umum melihat sungai-sungai dipenuhi sampah dengan berbagai macam jenis.
Melihat pada pengelolaan sampah di lingkungan rumah, RW tempat saya tinggal sudah menjalankan program penyisihan sampah basah dan kering serta program bank sampah. Awalnya program ini memang diminta oleh Pemerintah Kota dilakukan di RW kami untuk menjadi percontohan bagi wilayah lain.
Program memberikan dampak positif bagi keluarga kami, termasuk ke anak kami. Kami sekeluarga menjadi terbiasa untuk memisahkan bekas makanan dan sampah basah lainnya ke tempat khusus. Secara bersama juga program ini mendidik warga untuk disiplin, karena bisa tempat khusus sampah makanan dan sampah basah ditemukan jenis sampah lain, seperti plastik, maka sampah tidak akan diangkut.
Namun program tersebut belakangan mengalami kemunduran, sudah mulai banyak Rumah Tangga yang kembali pada pola lama. Untuk bank sampah juga sudah lama tidak lagi berjalan, salah satu sebabnya sebagian karena dampak pembatasan di masa pandemi.
Salah satu kendala yang kami hadapi adalah kesulitan membuang sampah daun-pepohonan. Pada awalnya, tipe sampah tersebut bisa dikategorikan sampah basah yang nantinya akan dijadikan kompos. Tetapi belakangan, RW kami mengalami kesulitan lahan untuk sampah daun-pepohonan sehingga tipe sampah ini tidak diangkut bersama sampah basah. Di sisi lain, truk sampah dari Pemkot juga sudah tidak mau mengangkut sampah jenis ini.
Sedangkan untuk bank sampah, tantangan utama ada membiasakan diri memisahkan sampah-sampah yang diterima oleh bank sampah serta membersihkannya sebelum di bawa ke bank sampah. Sampah-sampah pilihan tersebut biasanya akan menyebabkan tumpukan di rumah, karena bank sampah hanya dilakukan 1 bulan sekali. Membersihkan sampah-sampah pilihan juga membutuhkan komitmen waktu dan membangun kebiasaan.
Berdasarkan pengalaman kecil yang pernah dialami, pengelolaan sampah memang membutuhkan komitmen yang berkelanjutan selain juga dukungan sistem yang lebih luas. Salah satu tantangan terberat adalah membangun disiplin dan kebiasaan setiap keluarga untuk mendukung prgram pengolahan sampah.
Di sisi lain, tentunya program pengelolaan sampah perlumenyentuh wilayah yang lebih luas dengan dukungan komitmen Pemerintah yang kuat, karena pada akhirnya sampah masuk dalam ranah masalah publik.
Saya sering mendengar dari istri yang merupakan penggemar K-Drama. Korea merupakan negara yang sangat bagus dalam pengelolaan sampah. Di film Korea sering sekali ditunjukan adegan buang sampah di suatu lingkungan perumahan atau apartemen yang telah dipisah-pisahkan berdasarkan jenisnya. Masyarakat di sana sudah sangat tertib dan terbiasa dalam memilah sampah.
Sedikit browsing di internet, ternyata Korea Selatan memang salah satu negara dengan pengelolaan sampah terbaik di dunia, selain Jerman dan Swedia. Ketiga negara tersebut memiliki kemampuan daur ulang sampah hingga mencapai sekitar 50% dari sampah yang dihasilkan. Dua hal yang menonjol dari negara-negara tersebut adalah telah terbangunnya kesadaran masyarakat yang tinggi serta kebijakan yang ketat yang diiringi dengan penegakan hukum yang disiplin.
Salah satu organisasi non-profit yang mempromosikan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Indonesia, yaitu Waste4Change (https://waste4change.com/) yang dikomandoi oleh CEO-nya yang bernama Mohammad Bijaksana Junerason. Saya mengetahui setelah membaca tulisan beliau di Jakarta Post (2 September 2021) dan kemudian memeriksa website Waste4Change.
Bagi yang memiliki kegelisahan yang sama mengenai sampah dan pengolahan sampah di negara kita, mungkin bisa mencoba untuk mengikuti program yang dilakukan oleh Waste4Change, atau mungkin mencontoh sesuai dengan kemampuan yang ada di tempat masing-masing. Berdasarkan informasi di website, mereka sudah mengelola sampah hingga 5,4 juta kg baik untuk pribadi maupun perusahaan.
Mungkin suatu saat nanti Indonesia akan memiliki suatu sistem pengelolaan sampah yang baik dan seluruh masyarakat dapat mendukung serta terlibat dengan aktif. Amin.
0 comments:
Post a Comment