economy.okezone.com, Petrus Paulus Lelyemin
JAKARTA - PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST)
tercatat menurun kinerja ekspornya pada tahun 2013. Penjualan ekspor
GDST 2013 tercatat turun 89 persen year on year (yoy) setelah penurunan
tahun 2012 yang mencapai 64 persen yoy.
Analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto mengungkapkan, perusahaan baja tersebut perlu segera mengubah strategi dengan berfokus pada pasar dalam negeri yang terus bertumbuh.
"Strategi untuk beralih fokus ke pasar domestik adalah pilihan yang tepat," tutur Guntur dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/4/2014).
Dia menjelasikan, pasar dalam negeri terus bertumbuh dengan pesat dengan perolehan 27 persen yoy, meskipun sempat melambat pada tahun 2012 pada level 40 persen yoy.
Pefindo sendiri mencatat, papar Guntur, pada tahun 2013, marjin harga pokok produksi (HPP) GDST menurun akibat melemahnya harga baja karena lingkungan HPP yang ketat di tahun sebelumnya.
"Marjin HPP GDST turun menjadi 85,3 persen di kuartal ketiga tahun 2013 dibandingkan 90,8 persen di kuartal ketiga 2013, yang menyebabkan margin laba kotor meningkat 39 persen" terangnya.
Menurut Guntur, penurunan penjualan ekspor telah menyebabkan beban transportasi ekspor turun sehingga menyebabkan beban penjualan turun 40 persen. Ini mengakibatkan laba bersih di 9M13 yang melebihi laba bersih 2012.
"Pada periode tersebut juga mencatat marjin laba bersih yang lebih baik sebesar 5,1 persen dibandingkan dengan hanya 2,8 persen pada tahun 2012," pungkasnya.
(rzk)
Analis Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto mengungkapkan, perusahaan baja tersebut perlu segera mengubah strategi dengan berfokus pada pasar dalam negeri yang terus bertumbuh.
"Strategi untuk beralih fokus ke pasar domestik adalah pilihan yang tepat," tutur Guntur dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/4/2014).
Dia menjelasikan, pasar dalam negeri terus bertumbuh dengan pesat dengan perolehan 27 persen yoy, meskipun sempat melambat pada tahun 2012 pada level 40 persen yoy.
Pefindo sendiri mencatat, papar Guntur, pada tahun 2013, marjin harga pokok produksi (HPP) GDST menurun akibat melemahnya harga baja karena lingkungan HPP yang ketat di tahun sebelumnya.
"Marjin HPP GDST turun menjadi 85,3 persen di kuartal ketiga tahun 2013 dibandingkan 90,8 persen di kuartal ketiga 2013, yang menyebabkan margin laba kotor meningkat 39 persen" terangnya.
Menurut Guntur, penurunan penjualan ekspor telah menyebabkan beban transportasi ekspor turun sehingga menyebabkan beban penjualan turun 40 persen. Ini mengakibatkan laba bersih di 9M13 yang melebihi laba bersih 2012.
"Pada periode tersebut juga mencatat marjin laba bersih yang lebih baik sebesar 5,1 persen dibandingkan dengan hanya 2,8 persen pada tahun 2012," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment