Complex Adaptive System (CAS) Model



Salah satu teori yang telah dibangun dalam complexity science adalah Complex Adaptive Systems (CAS). Terminologi ini pertama kali digunakan oleh Santa Fe Institute untuk menggambarkan suatu sistem yang dapat beradaptasi melalui proses yang disebut “self-adaptation” dan pemilihan dalam perilaku baru yang koheren, terstruktur serta terpola.

Gambar 8. memberikan suatu visualisasi yang sangat jelas tentang model CAS. Fakta-fakta menarik dari representasi complex living system adalah peran yang dimainkan oleh knowledge yang digambarkan oleh ”rule system”, dan ”rules” yang dihasilkan. Ketika sistem menemukan stimuli yang masuk dari lingkungannya (informasi, energi atau matter), sistem merespon dengan memanggil knowledge yang berhubungan dengan stimuli tersebut yang dimuat dalam set-set rules. Tindakan akan dilakukan, jika ada efek yang dihasilkan di dalam sistem itu sendiri atau di luar sistem itu, hasilnya akan dikembalikan (feed back) ke dalam sistem secara segera dan sebagai rekomendasi bagi masa depan. Rules atau knowlegde akan disegarkan kembali pada saat prosesnya. Feed back dan rules pada ilmu complexity mirip pada peran yang dimainkan oleh ”experiential feedback” dan ”organizational knowledge” sebagaimana yang muncul pada model Knowlege Management, lihat Gambar 11. (McElroy, 2000; hal 202)



















Gambar 8. Model Complex Adaptive Sytems (CAS)
Sumber: www.necsi.org


Ketika orang berusaha untuk menggambarkan tentang complex adaptive system (CAS), biasanya mereka memasukkan sifat-sifat seperti berikut:

• Agen-agen dengan schemata
Agen-agen saling berinteraksi satu sama lain dan merekonstruksi schemata (tujuan, asumsi, ekspektasi, nilai, dan kebiasaan) yang mengorganisasi hubungan mereka dalam tingkatan lokal. Mereka bersama-sama membentuk pengertian tentang dunia dan tentang satu sama lain, membentuk penilaian (judgements), fashion the future, dan menjaga hubungan mereka. Tindakan mereka merupakan reaksi dan intepretasi dari pengalaman mereka yang melibatkan konstruksi, merekonstruksi dan memodifikasi schemata mereka.

• Timbulnya pola perilaku global (emergence) dari relasi/hubungan
Sebagaimana agen-agen berinteraksi secara lokal, mengadaptasi satu sama lain, dan menciptakan variasi dan kompleksitas dalam schemata mereka, mereka mengkonstruksi pola perilaku yang koheren dan global yang saling berinteraksi. Pola perilaku yang koheren dan global tersebut dapat terlihat pada ritual-ritual, hubungan yang terstruktur, sistem komunikasi, kriteria umum dalam pengambilan keputusan (operating values), tujuan bersama, dan terakhir tentunya organisasi itu sendiri. Timbulnya pola perilaku global ini terjadi secara self-adaptation yang dapat terjadi dalam jangkuan dari terciptanya valuable innovation hingga terjadinya kecelakaan (accidents) yang tidak diharapkan. Kesalahpahaman dan kekeliruan menawarkan berbagai cara interaksi dan kesempatan untuk membentuk kembali schemata yang telah menjadi pola perilaku global, dimana hal ini memberikan kontribusi bagi perubahan yang kontinu bagi organisasi. Setiap saat anggota-anggota organisasi meneyelesaikan permasalahan secara individu dan bersama-sama melakukan self-organized, dan menciptakan keberagaman dalam sistem. Sistem akan mengalami kemunduran kecuali mengisi kembali dirinya dengan energi yang ditimbulkan dari hubungan di dalam dan di luar sistem dan inovasi dan kesalahan yang akan terjadi pada tahap selajutnya.

Coevolution at the edge of chaos
Complex Adaptive Systems (CAS) berada di daerah-daerah perbatasan di dekat the edge of chaos, daerah dimana komponen-komponen keteraturan mulai tidak berlaku lagi dan agen-agen dalam sistem melakukan co-evolve supaya dapat bertahan dan mengoptimalkan diri mereka dalam lingkungan yang sedang berubah. Agen-agen seringkali memiliki tujuan-tujuan yang saling bertentangan sehingga mereka membutuhkan adaptasi terhadap perilaku mereka masing-masing. CAS secara konstan menciptakan keberagaman dan memiliki resiko untuk mati ketika mereka bergerak dari kesetimbangannya. Seseorang tidak dapat memprediksi variasi mana yang akan menyebabkan pengaruh yang paling besar. Dalam CAS seringkali variasi kecil menyebabkan efek yang sangat besar, namun usaha besar-besaran memiliki efek yang kecil. Pola perilaku yang sederhana dapat bergabung untuk menciptakan kompleksitas dan keberagaman yang tinggi, dan emerging complexity dapat menciptakan banyak kemungkinan-kemungkinan dan banyak kemungkinan masa depan. Dalam CAS terdapat banyak perubahan-perubahan kecil namun jarang terjadi dan perubahan-perubahan besar terjadi secara tidak teratur.

• Evolusi sistem berdasarkan pada rekombinasi
Dalam setiap interaksinya agen-agen memainkan perannya didasarkan pada pola perilaku historis–berdasarkan schemata yang telah dibentuk sebelumnya–dengan sedikit atau banyak variasinya. Agen-agen mampu mengenali pola-pola perilakunya, mampu merasakan perbedaan, dan mampu memilih untuk merekonstruksi atau mengkonstruksi pola perilaku baru. Sehingga dapat dikatakan terdapat pola perilaku konsistensi walaupun berbeda. Sistem ini juga memiliki resilience, yaitu fleksibel dan terbuka untuk belajar (learning) supaya dapat bertahan dan konsisten dengan schemata-nya.

Tabel 1. dibawah ini memberikan perbandingan antara complex adaptive systems dengan sistem tradisional yang banyak dianut pada era sebelumnya, terutama pada era industri.

Tabel 1. Perbandingan sifat-sifat sistem organisasi

0 comments: