Learning Organization



Learning
dan learning organization seringkali disebut-sebut sebagai pembawa perubahan yang sukses. Studi-studi tentang inovasi menekankan pentingnya organizational memory dan proses knowledge-acqusition (Drew dan Smith, 1995; hal.5).

Learning organization didefinisikan sebagai kapasitas untuk beajar (learn) dan menghasilkan keluaran/hasil dari learning tersebut (Wilcoxon, 2002). Menurut Senge, learning organization memiliki orientasi humanis yang kuat, yaitu:

"people continually expand their capacity to create the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning how to learn together (Senge 1990, p. 2)."

Learning organization secara sengaja menggunakan proses learning pada level individu, kelompok dan sistem untuk mentransformasikan organisasi ke arah jalan yang meningkatkan kepuasan stakeholder-nya (Dixon, 1994 dalam Wilcoxon, 2002).





















Gambar 12. Model organizational learning
Sumber: McElroy (2000)


Gambar 12 menggambarkan model organizational learning oleh Daniel Kim. Model ini dibentuk oleh dua learning cycles yang berbeda namun berhubungan, yaitu individual learning dan organizational learning. Model Kim ini mengkombinasikan dua learning cycle untuk menyampaikan pentingnya saling mempengaruhi antara keduanya jika learning pada masing-masing levelnya ingin terjadi. Individual learning diinformasikan organizational knowledge (mental models) dan sebaliknya, organizational knowledge dibentuk secara kolektif oleh individu-individu. Ide ini mirip pada model Knowledge Management (Gambar 11), terlihat pada proses knowledge organisasi, yang secara eksplisit menunjukan pengaruh dari learning oleh individu dan kelompok pada formulasi knowledge claim dalam produksi knowledge. Ketika dibandingkan dengan model Complex Adaptive System (Gambar 8), komponen-komponen model OADI/SMM oleh Kim(Kim, 1994) memiliki persamaan kira-kira seperti berikut:
+ observe (pengalaman konkrit)
+ assess (refleksi dari observasi)
+ design (bentuk konsep abstrak)
(McElroy, 2002; hal. 203)

Seperti pada model Kim (1994), McKee (1992) menghubungkan inovasi secara umum dengan organizational learning dan mengajukan tiga level proses learning:
Single loop learning terkait dengan inovasi produk yang incremental.
Double loop learning terkait dengan inovasi produk yang diskontinu.
Meta learning terkait dengan menginstitusionalkan inovasi dalam organisasi

Kemampuan untuk belajar, self-organize, dan beradaptasi merupakan elemen-elemen utama dari complexity theory. Dunia bisnis telah memasuki knowledge era dimana informasi merupakan kekuatan dan learning dengan cepat dan tangkas merupakan necessary condition jika ingin sukses. Keirman (2000) berargumen tentang hal ini seperti berikut:

Learning will become the only viable alternative to corporate extinction.

Namun sifat dan derajat kontribusi dari learning ini dipengaruhi oleh struktur, budaya, dan komunikasi dalam organisasi. Dengan demikian elemen utama untuk sukses sepertinya timbul menjadi beberapa hal dibawah ini :
Learning orientation
Shared vision
Open-mindedness
Inter-organizational knowledge sharing

0 comments: