PT Medco Energi Internasional Tbk: Berjuang untuk Pertumbuhan

Tulisan ini dipublikasikan pada Koran Investor Daily, 12 Apr 2010




PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco) adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang ekplorasi dan produksi minyak dan gas. Kegiatan perusahaan tidak terbatas di Indonesia tetapi telah menjadi perusahaan dengan kegiatan internasional. Di Indonesia, perusahaan memiliki 7 blok produksi, 1 blok pengembangan, 6 blok eksplorasi, dan 1 blok partisipasi ekonomis. Untuk kegiatan internasional, perusahaan mengelola 20 blok yang tersebar di Amerika, Oman, Yaman, Libya, Tunisia dan Kamboja. Perusahaan merupakan nomor empat penghasil minyak dan gas di Indonesia setelah Chevron, Pertamina, dan CNOOC.

Perusahaan beroperasi dalam industri yang sangat strategis baik secara ekonomis maupun sosial, karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan energi, bahan baku industri, dan pemasukan devisa bagi negara. Tetapi industi minyak dan gas menghadapi tantangan yang cukup berat, diantaranya adalah: 1) tingginya volatilitas harga minyak dunia beberapa waktu belakangan ini, 2)nilai cadangan dan produksi yang terus menurun, 3) perubahan hukum dan peraturan terutama terkait dengan cost recovery dan pola kontrak kerja sama, 4) tuntutan pengusaan teknologi yang semakin tinggi terutama untuk optimalisasi sumur tua dan daerah operasi di lepas pantai, dan 5) isu lingkungan yang semakin mendesak untuk dilakukannya clean operation.

Tren yang terjadi di industri minyak dan gas Indonesia adalah terus menurunnya produksi minyak, sementara produksi gas cenderung stagnan. Kondisi ini erat kaitannya dengan lemahnya usaha eksplorasi dan produksi yang dilakukan. Banyak sumur minyak dan gas Indonesia telah berumur tua dengan cadangan yang terus menipis. Sejak tahun 2005 rerata produksi minyak Indonesia telah mencapai di bawah 1 juta barel per hari, sedangkan produksi gas cenderung tidak ada peningkatan dari 8 juta MSCF per hari. Situasi semakin diperburuk dengan ketegangan yang ada antara kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dengan pemerintah terkait dengan cost recovery kegiatan ekplorasi-produksi minyak dan gas.



* data produksi gas, hingga Oktober 2009

Sumber: Departemen ESDM


Hingga tahun 2009 cadangan terbukti (dengan tingkat kepercayaan 90%) Medco sebesar 89,14 MMBOE (juta barel minyak ekuivalen per hari), cadangan terbukti dan terduga (dengan tingkat kepercayaan 50%) sebesar 172,77 MMBOE, dan cadangan kontijen sebesar 379,75 MMBOE. Sehubungan dengan cadangan yang dimiliki, kemampuan perusahaan dalam memproduksi minyak dan gas terus menurun dengan lifting cost yang terus meningkat.

Pada tahun 2005 produksi minyak dan gas perusahaan sebesar 76,0 MBOEPD (ribu barel minyak ekuivalen per hari) dengan lifting cost sebesar US$ 2,88 per BOE (barel minyak ekuivalen). Namun, pada tahun 2009 produksi minyak menurun menjadi 52,8 MBOEPD sedangkan lifting cost menjadi US$ 8,60 BOE. Meskipun demikian, berdasarkan laporan WoodMackenzie lifting cost perusahaan pada tahun 2009 cukup rendah dibandingkan rerata perusahaan lainnya.

Selain bergerak di bidang ekplorasi dan produksi minyak dan gas, perusahaan juga bergerak dalam pembangkit tenaga listrik dan industri hilir. Saat ini perusahaan memiliki lima pembangkit listrik, beberapa kilang pengolahan LPG, ethanol, serta fasilitas penyimpanan dan distribusi bahan bakar. Sekitar 30-35% pendapatan di sumbang oleh bisnis di luar kegiatan ekplorasi dan produksi minyak dan gas.

Kinerja Keuangan dan Saham

Nilai pendapatan Medco terus mengalami peningkatan, dengan rerata pertumbuhan tahunan (CAGR) 2002-2008 sebesar 24,70%. Sementara CAGR ekuitas dan aset perusahaan masing-masing adalah 10,90% dan 21,60%. Pertumbuhan perusahaan diikuti dengan tingkat hutang yang semakin meningkat hingga tahun 2007 dengan rasio hutang terhadap aset (DAR) perusahaan hingga mencapai lebih dari 75%, dan kemudian menurun pada tahun 2008 (63%).




Pertumbuhan perusahaan yang konsisten hingga tahun 2008 sayangnya tidak diikuti oleh tingkat keuntungannya. Marjin laba bersih (NPM) dan rasio laba terhadap ekuitas (ROE) perusahaan berfluktuasi dengan posisi terendah pada tahun 2007 dengan NPM 0,67% dan ROE 1,25%. Pada tahun 2008 perusahaan mencetak pendapatan dan laba tertinggi yang pernah dicapai. Perusahaan mampu meraih pendapatan hingga mencapai US$ 1.283,8 NPM mencapai 21,78% dan ROE hampir menyentuh 40%.

Tetapi, kinerja cemerlang tahun 2008 tidak berlanjut pada tahun 2009. Pendapatan perusahaan turun hingga di nilai US$ 667,8 (menurun 47,98%), sedangkan NPM dan ROE perusahaan tidak mencapai 3%. Tidak stabilnya tingkat keuntungan dan kecenderungannya untuk berada di nilai yang rendah (kecuali tahun 2008) menimbulkan pertanyaan atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian bagi pemegang saham.

Tingkat volatilitas harga saham perusahaan cenderung stabil, namun rerata return perusahaan sejak tahun 2007 kurang baik. Perbandingan harga saham perusahaan terhadap IHSG terus menurun sejak tahun 2006 (di atas 3), sedangkan saat ini berada di sekitar 1,5. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan harga saham perusahaan cukup rendah dibandingkan dengan IHSG. Bahkan dapat dikatakan bahwa harga saham perusahaan cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan saham-saham lainnya. Kinerja saham yang kurang baik sepertinya sejalan dengan fundamental perusahaan. Salam Investasi!


Oleh:
Guntur Tri Hariyanto dan Roy Sembel




0 comments: