AS dan Penurunan Peringkat Kredit




Dunia keuangan baru-baru ini mendapatkan kejutan yang luar biasa. Pada bulan Juli tahun ini, perusahaan pemeringkat Moody memberikan peringatan akan adanya kemungkinan penurunan credit rating Amerika Serikat disebabkan oleh kekhawatiran akan default¬-nya pemerintah AS. Kemungkinan default itu terjadi karena bisa terjadinya pemerintah AS gagal bayar hutang-hutang luar negeri yang akan segera jatuh tempo pada tanggal 2 Agustus 2011, yang disebabkan oleh masih masih dibatasinya plafon utang yang ada saat ini.

AS yang selama ini menjadi tolok ukur keuangan dunia saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Rasio hutang terhadap PDB-nya telah mencapai hamper 100 persen atau senilai USD 23 miliar. AS telah mengalami defisit dalam fiscal telah sejak lama, dan ekonominya ditunjang oleh hutang yang besar-besaran. Sebagai salah satu solusi atas kondisi saat ini yang ada, Pemerintah Obama mengajukan rencana untuk pemangkasan defisit negara selama 10 tahun. Hal yang akan dilakukan adalah peningkatan limit hutang hingga menjadi USD 14,3 triliun dan akan ditambahkan sedikitnya USD 2,1 triliun. Selain itu pengurangan defisit negara juga dilakukan dengan target yang akan dicapai sebesar USD 2,4 triliun selama 10 tahun ke depan. Dengan pengurangan defisit diharapkan akan berkontribusi posotif bagi pertumbuhan ekonomi AS dan penciptaan lapangan kerja baru.

Berbagai ekonom mengatakan bahwa AS akan kembali mengalami resesi baru. Setelah pemerintah AS menggenjot pemulihan ekonomi sejak 2 tahun lalu, diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan melemah. Salah satu dasar yang menjadi pelemahan ekonomi ini adalah tidak adanya penopang pertumbuhan ekonomi yang kuat, dengan demikian akan terjadi potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi. Saat ini ekonomi AS mengalami pelemahan konsumsi disebabkan oleh sebagian besar konsumen sedang berfokus untuk lepas dari ketergantungan dari hutang. Demikian pula produsen-produsen manufaktur di AS tidak dapat menambah produksi karena lemahnya permintaan.

Salah satu isu utama yang juga hingga saat ini masih berat adalah masih tingginya level pengangguran yang diperkirakan masih mencapai 9,2% pada Juli 2011, walau telah terjadi penyerapan tenaga kerja sebesar 1,77 juta hingga bulan Juni 2011 dari 8,75 juta orang yang kehilangan pekerjaan akibat krisis 2008.

Berbagai kalangan sangat mengharapkan pemerintah AS dapat menyelesaikan berbagai masalah perekonomian dan keuangan yang dihadapinya. Peran AS dalam hal ini US Treasury dalam pasar global sangatlah besar. Ketidakpastian isu hutang AS berpotensi besar dalam melemahkan stabilitas finansial dan dapat menghambat pemulihan ekonomi dunia. Kritik tajam dilontarkan China dan Rusia sebagai pemegang US Treasury terbesar, terutama terkait dengan bagaimana pola penopangan ekonomi AS dan risikonya akan dapat berdampak pada skala global yang sangat luas.

Dengan kondisi yang berkembang saat ini, perusahaan-perusahaan rating memberikan peringatan yang sangat keras terhadap pemerintah AS. AS telah memegang rating AAA telah hampir seratus tahun sejak 1917, dan pada tahun ini kredibilitasnya dipertanyakan. Hingga saat ini, Standard & Poor, Moody’s, dan Fitch masih memberikan rating AAA namun mempertanyakan kemampuan AS untuk mempertahankan dalam jangka panjang. Sedangkan di lain pihak, perusahaan rating China, Dagong Global Credit Rating telah mengumumkan penurunan credit rating AS dari A+ menjadi A. Mereka mempertanyakan kemampuan pemerintah AS untuk membayar hutang-hutangnya, dan hal ini tentunya menjadi “tamparan” keras bagi pemerintah AS.


Oleh:
Guntur Tri Hariyanto

0 comments: