Salah satu faktor yang dapat mengguncang pasar keuangan Indonesia adalah fluktuasi valuta asing dan kondisi pasar untuk valuta asing yang tidak kondusif. Tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana kondisi keuangan Indonesia dan negara-negara di Asia mengalami krisis yang sangat dalam yang disebabkan valuta asing. Bank Indonesia sebagai bank sentral selalu berusaha untuk mengendalikan tingkat fluktuasi yang wajar yang dapat mendukung dunia bisnis dan perekonomian dengan melakukan intervensi pasar apabila diperlukan. Namun demikian, hal tersebut memiliki risiko untuk menguras cadangan devisa Indonesia. Hingga Oktober 2011 cadangan devisa Indoensia telah mencapai US$ 114,0 juta, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 baru mencapai USD 66,1 juta dan US$ 96 juta. Tentunya cadangan devisa ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan sebagai salah satu syarat untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Gambar 1. Dana Pihak Ketiga dalam Valuta Asing di Bank Umum
Sebagai usaha untuk memperdalam pasar keuangan untuk valuta asing, Bank Indonesia saat ini sedang mengkaji untuk mengembangkan produk lindung nilai (hedging) terhadap valuta asing yang bersifat jangka panjang oleh perbankan. Sebagaimana saat ini dunia sedang dalam kondisi krisis keuangan global dan Indonesia mau tidak mau juga terkena imbasnya, pendalamanan pasar keuangan valuta asing akan sangat membantu ketahanan Indonesia terhadap krisis. Apabila produk hedging valuta asing jangka panjang dioperasikan oleh perbankan Indonesia, maka peran Bank Indonesia untuk melakukan pengendalian pasar keuangan valuta asing tidak lagi cenderung sendirian tetapi secara tidak langsung terbantukan oleh produk tersebut. Produk hedging valuta asing jangka panjang memungkinkan valuta asing terutama dari para eksportir dan foreign investment dapat lebih lama berada di Indonesia. Pasar keuangan valuta asing saat ini masih dangkal dan cukup ketat disebabkan oleh hedging valuta asing yang ada hanya berjangka pendek, yaitu untuk 1-2 bulan. Dengan hedging yang lebih panjang diharapkan para nasabah dapat lebih terlindungi dari risiko nilai tukar mata uang (currency risk).
Gambar 2. Realisasi Investasi (Asing dan Domestik) dan Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu perkembangan yang menggembirakan bagi perekonomian Indonesia adalah telah masuknya peringkat hutang Indonesia ke dalam investment grade dengan peringkat BBB- yang diberikan oleh Fitch Rating pada tanggal 15 Desember 2011. Masuknya Indonesia ke dalam investment grade akan mengundang foreign investment yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, dengan telah berlakunya Peraturan Bank Indonesia (PBI) Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri yang secara efektif akan dimulai pada Januari 2012, maka diperkirakan jumlah devisa yang mengendap di perbankan nasional akan mengalami peningkatan tajam. Sementara itu, nilai investasi asing yang diperkirakan masuk pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 206,8 triliun (estimasi pemerintah) hingga mencapai Rp 210,6 triliun (estimasi LIPI). Investasi asing yang telah masuk hingga 9M2011 adalah sebesar Rp 129 triliun atau terjadi kenaikan sekitar 16% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2011 sendiri diestimasi investasi asing akan mencapai Rp 170,2 triliun.
Oleh karenanya menjadi sangat penting untuk dilakukan pengelolaan valuta asing yang bijak yang kemudian dapat memberikan efek pada kestabilan nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang asing yang akan mendukung bagi dunia bisnis dan perekonomian Indonesia secara umum. Semoga rencana hedging valuta asing jangka panjang yang digagas Bank Indonesia dapat terealisasi dalam waktu dekat, tetapi tentunya dengan pengelolaan risiko yang maksimal dan tidak adanya celah untuk digunakan sebagai spekulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
0 comments:
Post a Comment