JAKARTA – PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) memastikan bakal
mendongkrak produksi beras hingga dua kali lipat menjadi 480 ribu ton
sepanjang tahun 2013 ini. Bisnis beras memang menjadi kontributor
terbesar bagi bisnis perseroan, selain produksi makanan dan minyak sawit
mentah.
Dari total belanja modal sebesar 808,9 miliar rupiah, jatah untuk produksi beras mencapai 369,5 miliar rupiah atau sebesar 45,68 persen dari capital expenditure tersebut. Realisasi produksi tahun lalu sebesar 240 ribu ton.
Demi mencapai raihan produksi beras yang dibidik, perseroan tengah membangun dua pabrik penggilingan beras di Jawa tengah. Rencananya, dua pabrik itu dapat dioptimalisasi penggunaannya tahun ini. "Total produksi pada tahun ini jadi 480 ribu ton per tahun," kata Presiden Direktur Perseroan, Joko Mokoginta, dalam paparan publik, Selasa (16/4).
Sementara itu, untuk produksi makanan, perseroan menganggarkan dana sebesar 136,4 miliar rupiah. Perseroan bakal mengembangkan produk yang telah ada maupun produk anyar. Beberapa merek andalan perseroan, antara lain makanan ringan Taro, Mie Kremez, dan mie kering Dua Telor.
Di sayap usaha minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), belanja modal yang disiapkan 303 miliar rupiah siap digelontorkan dari kantong internal untuk penambahan lahan tertanam seluas 7,7 ribu hektare (ha).
Tiga Pilar juga berencana mengakuisisi lahan baru untuk mendorong produktivitas CPO, namun perseroan belum bersedia memaparkan. Total konsesi lahan perkebunan kelapa sawit milik perseroan saat ini adalah seluas 93 ribu ha.
Perseroan juga akan melakukan penyesuaian harga basic food sebesar 5 persen karena adanya kenaikan upah pekerja, tarif dasar listrik dan kenaikan harga bahan baku. "Adjusment-nya baru akan dilaksanakan bulan depan," tambah Joko.
Omzet Rp5 Triliun
Perseroan menargetkan akan dapat meraih pendapatan pada tahun ini sebesar 5 triliun rupiah. Jika terwujud, Tiga Pilar mencetak pertumbuhan signifikan sebesar 85,19 persen dari capaian 2012 yang mencapai 2,75 triliun rupiah.
"Target laba sebesar 300 miliar rupiah untuk tahun ini," tambah Joko. Tahun lalu, perseroan mencetak keuntungan sebesar 211,2 miliar rupiah alias di tahun ini pertumbuhan yang diincar sebesar 42,05 persen.
Komposisinya, sebesar 2,8 triliun rupiah yang dihasilkan dari beras (56 persen), 2 triliun rupiah dari produksi makanan (40 persen), dan sisanya sebesar 200 miliar rupiah berasal dari hasil perkebunan kelapa sawit (4 persen).
Selain itu, perseroan mematok target angka dari hasil ekspor makanan ringan sebesar 200 miliar rupiah. Tiga Pilar Sejahtera akan merambah ke Eropa dan Timur Tengah tahun ini guna memperluas distribusi. Sejauh ini pasar yang digarap ialah AS dan Australia.
Analis dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Guntur Tri Hariyanto, mengatakan prospek bisnis emiten produsen makanan masih bagus di tahun ini, terutama Tiga Pilar Sejahtera. Dia juga meramalkan bahwa pertumbuhan emiten produsen makanan normalnya tumbuh 15 sampai 20 persen. "Untuk Tiga Pilar harusnya bisa tumbuh di atas itu," tambahnya.
Bisnis utama perseroan yang bergerak di bidang beras sebagai makanan pokok dan makanan ringan menjadi penopang keyakinan bakal terus melajunya kinerja Tiga Pilar. Mengenai rencana ekspansi ke regional lain, Guntur juga mengatakan ini adalah langkah positif dalam diversifikasi raihan pendapatan.
Dia juga menilai pelaku pasar modal juga menunjukkan kepercayaan terhadap geliat bisnis perseroan. "Reaksi positif masih didapatkan perseroan, hal ini terlihat dengan pertumbuhan harga saham yang saat ini menyentuh harga 1.300 rupiah. Melihat tren beberapa waku terakhir, harga saham cenderung naik, biasanya tidak sampai 1.000 rupiah, namun saat ini mencapai 1.300 rupiah. Artinya, pasar melihat yang dilakukan Tiga Pilar Sejahtera memiliki potensi yang baik," pungkasnya. git/e-7
Dari total belanja modal sebesar 808,9 miliar rupiah, jatah untuk produksi beras mencapai 369,5 miliar rupiah atau sebesar 45,68 persen dari capital expenditure tersebut. Realisasi produksi tahun lalu sebesar 240 ribu ton.
Demi mencapai raihan produksi beras yang dibidik, perseroan tengah membangun dua pabrik penggilingan beras di Jawa tengah. Rencananya, dua pabrik itu dapat dioptimalisasi penggunaannya tahun ini. "Total produksi pada tahun ini jadi 480 ribu ton per tahun," kata Presiden Direktur Perseroan, Joko Mokoginta, dalam paparan publik, Selasa (16/4).
Sementara itu, untuk produksi makanan, perseroan menganggarkan dana sebesar 136,4 miliar rupiah. Perseroan bakal mengembangkan produk yang telah ada maupun produk anyar. Beberapa merek andalan perseroan, antara lain makanan ringan Taro, Mie Kremez, dan mie kering Dua Telor.
Di sayap usaha minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), belanja modal yang disiapkan 303 miliar rupiah siap digelontorkan dari kantong internal untuk penambahan lahan tertanam seluas 7,7 ribu hektare (ha).
Tiga Pilar juga berencana mengakuisisi lahan baru untuk mendorong produktivitas CPO, namun perseroan belum bersedia memaparkan. Total konsesi lahan perkebunan kelapa sawit milik perseroan saat ini adalah seluas 93 ribu ha.
Perseroan juga akan melakukan penyesuaian harga basic food sebesar 5 persen karena adanya kenaikan upah pekerja, tarif dasar listrik dan kenaikan harga bahan baku. "Adjusment-nya baru akan dilaksanakan bulan depan," tambah Joko.
Omzet Rp5 Triliun
Perseroan menargetkan akan dapat meraih pendapatan pada tahun ini sebesar 5 triliun rupiah. Jika terwujud, Tiga Pilar mencetak pertumbuhan signifikan sebesar 85,19 persen dari capaian 2012 yang mencapai 2,75 triliun rupiah.
"Target laba sebesar 300 miliar rupiah untuk tahun ini," tambah Joko. Tahun lalu, perseroan mencetak keuntungan sebesar 211,2 miliar rupiah alias di tahun ini pertumbuhan yang diincar sebesar 42,05 persen.
Komposisinya, sebesar 2,8 triliun rupiah yang dihasilkan dari beras (56 persen), 2 triliun rupiah dari produksi makanan (40 persen), dan sisanya sebesar 200 miliar rupiah berasal dari hasil perkebunan kelapa sawit (4 persen).
Selain itu, perseroan mematok target angka dari hasil ekspor makanan ringan sebesar 200 miliar rupiah. Tiga Pilar Sejahtera akan merambah ke Eropa dan Timur Tengah tahun ini guna memperluas distribusi. Sejauh ini pasar yang digarap ialah AS dan Australia.
Analis dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Guntur Tri Hariyanto, mengatakan prospek bisnis emiten produsen makanan masih bagus di tahun ini, terutama Tiga Pilar Sejahtera. Dia juga meramalkan bahwa pertumbuhan emiten produsen makanan normalnya tumbuh 15 sampai 20 persen. "Untuk Tiga Pilar harusnya bisa tumbuh di atas itu," tambahnya.
Bisnis utama perseroan yang bergerak di bidang beras sebagai makanan pokok dan makanan ringan menjadi penopang keyakinan bakal terus melajunya kinerja Tiga Pilar. Mengenai rencana ekspansi ke regional lain, Guntur juga mengatakan ini adalah langkah positif dalam diversifikasi raihan pendapatan.
Dia juga menilai pelaku pasar modal juga menunjukkan kepercayaan terhadap geliat bisnis perseroan. "Reaksi positif masih didapatkan perseroan, hal ini terlihat dengan pertumbuhan harga saham yang saat ini menyentuh harga 1.300 rupiah. Melihat tren beberapa waku terakhir, harga saham cenderung naik, biasanya tidak sampai 1.000 rupiah, namun saat ini mencapai 1.300 rupiah. Artinya, pasar melihat yang dilakukan Tiga Pilar Sejahtera memiliki potensi yang baik," pungkasnya. git/e-7
0 comments:
Post a Comment