Medanbisnisdaily.com, Senin, 06 Mei 2013 06:27 WIB
MedanBisnis – Jakarta. Kinerja keuangan
emiten perusahaan pertambangan, khususnya batu bara diperkirakan pada
tahun ini masih bisa membaik. Meskipun, harga batu bara dan ekonomi
negara tujuan ekspor masih belum stabil.
Analis Pefindo, Guntur Tri Hariyanto
mengatakan, tidak cemerlangnya laba perusahaan batu bara bukan saja
karena harganya yang mengalami penurunan, tetapi permintaannya juga
menurun.
"China merupakan tujuan ekspor batu bara terbesar bagi
perusahaan batu bara di Indonesia, karena perekonomian di sana masih
belum stabil," kata Guntur di Jakarta, Minggu (5/5).
Menurut dia, harga batu bara diperkirakan akan membaik di kuartal tiga atau empat pada tahun ini. Namun, kenaikan harga tersebut tidak seperti di tahun sebelumnya.
"Yang jelas, awal tahun 2014 harga batu bara sudah bisa membaik, dengan didukung perekonomian negara tujuan ekspor batu bara juga ikut stabil," ungkap Guntur.
Diketahui, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) salah satu emiten pertambangan batu bara membukukan laba bersih turun 66% menjadi US$ 41,6 juta pada kuartal pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 121,8 juta. Harga jual rerata turun 18% (yoy) pada kuartal pertama 2013. Hal itu karena pengaruh melemahnya indeks harga batu bara global. (inh)
Menurut dia, harga batu bara diperkirakan akan membaik di kuartal tiga atau empat pada tahun ini. Namun, kenaikan harga tersebut tidak seperti di tahun sebelumnya.
"Yang jelas, awal tahun 2014 harga batu bara sudah bisa membaik, dengan didukung perekonomian negara tujuan ekspor batu bara juga ikut stabil," ungkap Guntur.
Diketahui, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) salah satu emiten pertambangan batu bara membukukan laba bersih turun 66% menjadi US$ 41,6 juta pada kuartal pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 121,8 juta. Harga jual rerata turun 18% (yoy) pada kuartal pertama 2013. Hal itu karena pengaruh melemahnya indeks harga batu bara global. (inh)
0 comments:
Post a Comment