imq21.com, 30 Jan 2014 10:34 WIB
IMQ, Jakarta —
Melalui model bisnis yang terintegrasi, PT Lautan Luas Tbk (LTLS)
terus mengembangkan bisnisnya ke seluruh penjuru negeri sebagai pemain
regional yang terkemuka dalam hal distribusi dan manufaktur bahan kimia
dasar dan khusus.
Bisnis perusahaan saat ini sudah tersebar tidak hanya di Indonesia, tapi juga diluar negeri seperti China, Thailand dan Vietnam yang berkoordinasi dengan kantor pusat urusan regional yang berbasis di Singapura.
Didirikan pada tahun 1951 portofolio perusahaan saat ini mencakup jenis produk kimia yang sangat beragam dan banyak produknya yang memiliki posisi dominan di pasar. Melayani berbagai segmen industri selaras dengan aplikasi bahan kimia yang luas juga melindungi LTLS dari volatilitas dalam industri tertentu.
Dalam 10 tahun terakhir, perseroan telah mendirikan lima fasilitas produksi di Indonesia dan luar negeri, di mana yang terbaru adalah fasilitas produksi PT Lautan Natural Krimerindo (LNK) yang menghasilkan non-dairy creamer.
LTLS juga telah berhasil mengubah divisi logistik menjadi anak usaha yang independen setelah merestrukturisasi divisi tersebut pada 2001 dan bisnisnya telah berkembang pesat. Bisnis logistik saat ini telah menghasilkan pendapatan lebih dari Rp400 miliar dan terus bertumbuh.
Hal tersebut mendorong pendapatan LTLS terus bertumbuh dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) 18% selama empat tahun terakhir.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Guntur Tri Hariyanto dalam risetnya mengungkapkan berdasarkan estimasi pihaknya optimis LTLS dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang menguntungkan sebesar CAGR 13% sepanjang 2013-2016.
"Penghapusan high-speed diesel dari portofolio produk LTLS menguntungkan marjin laba kotor perusahaan, naik menjadi 15,3% pada kuartal III-2013 dari hanya 13,2% pada 2012," terangnya.
Guntur juga memprediksi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan akan menjadi lebih kuat di tahun-tahun mendatang, sehingga LTLS diperkirakan akan mengalami peningkatan rasio EBITDA to net-interest mencapai lebih dari 5,0x pada 2015.
Dari hal tersebut analis menilai harga saham untuk 12 bulan akan berada pada posisi Rp1.635– Rp2.000 per saham.
Bisnis perusahaan saat ini sudah tersebar tidak hanya di Indonesia, tapi juga diluar negeri seperti China, Thailand dan Vietnam yang berkoordinasi dengan kantor pusat urusan regional yang berbasis di Singapura.
Didirikan pada tahun 1951 portofolio perusahaan saat ini mencakup jenis produk kimia yang sangat beragam dan banyak produknya yang memiliki posisi dominan di pasar. Melayani berbagai segmen industri selaras dengan aplikasi bahan kimia yang luas juga melindungi LTLS dari volatilitas dalam industri tertentu.
Dalam 10 tahun terakhir, perseroan telah mendirikan lima fasilitas produksi di Indonesia dan luar negeri, di mana yang terbaru adalah fasilitas produksi PT Lautan Natural Krimerindo (LNK) yang menghasilkan non-dairy creamer.
LTLS juga telah berhasil mengubah divisi logistik menjadi anak usaha yang independen setelah merestrukturisasi divisi tersebut pada 2001 dan bisnisnya telah berkembang pesat. Bisnis logistik saat ini telah menghasilkan pendapatan lebih dari Rp400 miliar dan terus bertumbuh.
Hal tersebut mendorong pendapatan LTLS terus bertumbuh dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) 18% selama empat tahun terakhir.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Guntur Tri Hariyanto dalam risetnya mengungkapkan berdasarkan estimasi pihaknya optimis LTLS dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang menguntungkan sebesar CAGR 13% sepanjang 2013-2016.
"Penghapusan high-speed diesel dari portofolio produk LTLS menguntungkan marjin laba kotor perusahaan, naik menjadi 15,3% pada kuartal III-2013 dari hanya 13,2% pada 2012," terangnya.
Guntur juga memprediksi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan akan menjadi lebih kuat di tahun-tahun mendatang, sehingga LTLS diperkirakan akan mengalami peningkatan rasio EBITDA to net-interest mencapai lebih dari 5,0x pada 2015.
Dari hal tersebut analis menilai harga saham untuk 12 bulan akan berada pada posisi Rp1.635– Rp2.000 per saham.
Author: Irwen Azhari
0 comments:
Post a Comment